Minggu, 16 Januari 2022

1.4.a.10.1 Aksi Nyata Budaya Positif

Kegiatan yang saya lakukan dalam kegiatan 1.4.a.10.1 ini ialah melakukan sharing dengan rekan guru di sekolah saya. Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus dari kegiatan ini ialah CGP dapat menyampaikan pembelajaran dari penerapan konsep inti dari modul Budaya Positif serta pemahaman mengenai konsep-konsep ini dalam modul Budaya Positif ini.

Rekaman kegiatan berbagi atau sosialisasi yang saya lakukan, dapat dilihat pada video berikut.

Terima Kasih.. Salam dan Bahagia :)


Selasa, 04 Januari 2022

1.4.a.9 Koneksi Antar Materi-Budaya Positif

 

Koneksi Antar Materi-Budaya Positif

Budaya positif di sekolah membentuk karakter murid, guru, dan visi misi sekolah.  Strategi disiplin positif yang memerdekakan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan berpihak pada murid. Budaya positif diyakini akan dapat melahirkan generasi penerus yang memiliki profil pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.

Dalam menciptakan budaya positif di sekolah, bisa dilakukan dengan dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah, diperlukan kerja sama dari semua pihak, dibutuhkan konsistensi dan keberlanjutan dalam mengerjakannya.

Lantas, bagaimana caranya untuk menumbuhkaan dan membangun  budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid dan melibatkan semua warga sekolah? Sebagai seorang Guru Penggerak, yang kita lakukan adalah sebagai berikut:

1.     Memahami Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu menuntun perilaku anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Guru ibarat petani yang merawat benih-benih, menumbuhkan budi pekerti, memahami kebutuhan anak. Guru juga sebagai among yang senantiasa mendampingi anak.

2.     Memahami nilai dan melakukan peran guru penggerak. Nilai diri guru penggerak ialah mandiri, reflekktif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Sementara peran yang harus dilakukan ialah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

3.     Memahami dan pada akhirnya mampu merumuskan visi guru yang nantinya dimasukkan ke dalam visi sekolah. Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara hendaknya kita dalam membuat visi berpijak pada kekuatan dan hal-hal positif yang ada pada anak, juga sesuai dengan kondisi lingkungan. Menjadikan sekolah sebagai rumah yang naman, nyaman, dan bermakna ialah hal yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan suatu pendekatan atau paradigma, yaitu Inkuiri Apresiatif (IA). IA fokus pada kekuatan bukan pada masalah. IA merupakan landasan berpikir, bukan hanya sekadar menyusun visi. BAGJA adalah salah satu model yang menggunakan IA. BAGJA ialah Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi.

4.     Membangun budaya positif di sekolah bisa dimulai dari kelas, yaitu dengan membuat Keyakinan Kelas, yang melibatkan murid untuk berdiskusi, menyepakati keyakinan kelas, yang sama-sama untuk dijalankan dengan konsisten dan saling mengingatkan. Guru menghindari memberi hukuman bagi murid yang melanggar. Sebaiknya guru mengingatkan Kembali tentang keyakikan kelas yang telah disepakati, memahami kebutuhan anak, melakukan posisi control sebagai manajer, dan menerapkan Segitiga Restitusi.

 

 

Sebuah Refleksi

Budaya akan tumbuh dengan pembiasaan. Dalam membiasakan sesuatu dibutuhkan control terhadap murid, dibutuhkan kedisiplinan, dan saling kerja sama. Disiplin yang dimaksud disini ialah disiplin diri yang muncul dari dalam diri (internal). Sebagai seorang pendidik, tugas kita ialah menciptakan murid yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan dan memilih motovasi internal bukan eksternal. Dengan demikian, budaya positif bisa bertumbuh dan berkembang di sekolah, terwujudlah merdeka belajar, berpihak pada murid, dan murid yang memiliki profil Pelajar Pancasila di dalam dirinya.

……………………………………………………………………………………..

Setelah membuat koneksi antar materi dan melakukan refleksi atas pemahaman saya tentang Budaya Positif ini, selanjutnya saya menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dengan mengisi Tabel Rancangan Tindakan Aksi Nyata, sebagai berikut:



Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

Judul:

Implementasi Budaya Positif di Sekolah dengan Membuat Keyakinan Kelas  di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sibolangit

Latar Belakang:

Budaya positif di sekolah diyakini dapat membentuk karakter murid, guru, dan visi-misi sekolah. Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekakan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan berpihak pada murid. Untuk itu perlu dikembangkan budaya positif, satu diantaranya ialah dengan menerapkan keyakinan kelas. Untuk terbentuknya budaya positif, pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan atau prinsip dasar Bersama diantara para warga kelas. Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari salam. Seseorang akan tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada sekadar mengikuti serangkaian peraturan.

Tujuan:

Setelah melaksanakan kegiatan ini, karakter yang baik akan tumbuh danberkembang dalam diri murid. Murid juga diharapkan mampu menumbuhkan motivasi instrinsik untuk disiplin dirinya sesuai dengan keyakinan kelas yang telah dibuat dan disepakati Bersama. Selain itu, diharapkan akan tercipta murid-murid yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai universal, seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas, tanggung jawab, prinsip, kejujuran, dan lainnya. Kemudian, terwujud murid yang memiliki profil Pancasila dalam dirinya.

Tolak Ukur:

Bukti yang bisa dijadikan sebagai indicator bahwa Tindakan ini berjalan dengan baik ialah:

  1. Murid mampu membuat an menyepakati Keyakinan Kelas, kemudian memajangnya di depan kelas.
  2.  Murid menjalankan keyakinan kelas yang telah disepakati secara sadar dan kontinu dalam proses belajar mengajar di kelas.

Linimasa Tindakan yang Akan Dilakukan:

  1. Tanggal 3 Januari 2022 dan 4 Januari 2022, melakukan sosialisasi kepada siswa tentang Budaya Positif.
  2. Tanggal 5 Januari 2022, menjelaskan tentang Keyakinan Kelas dan pentingnya Keyakinan Kelas lalu mengarahkan siswa untuk membuat Keyakinan Kelas.
  3. Tanggal 6 Januari – 3 Februari 2022 mendokumentasikan setiap kegiatan yang menumbuhkan, mencerminkan, dan membiasakan Keyakinan Kelas yang telah dibuat
  4. Tanggal 4 Februari 2022, Menyusun laporan Tindakan Aksi Nyata.
  5. Tanggal 5 Februari 2022, melakukan pengimbasan kepada guru terkait Keyakinan Kelasa sebagai upaya untuk menumbuhkan Budaya Positif juga memberikan materi tentang Budaya Positif dalam kegiatan seminar di sekolah.

Dukungan yang Dibutuhkan:

  1. Dukungan moral daan kerja sama dari Kepala Sekolah dan rekan guru
  2.  Guru sebagai role model/teladan bagi murid untuk menumbuhkan budaya positif
  3. Seluruh warga sekolah berkolaborasi dan bersinergi dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah.

 

 

1.4.a.7 Demonstrasi Kontekstual

1.3.a.5 Ruang KOlaborasi

1.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Visi Guru Penggerak

1.3.a.7.1. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Inkuiri Apresiatif

 

Gallery Walk

Setelah format dipresentasikan dan disepakati, masing-masing anggota kelompok kemudian melanjutkan mengisi format tersebut dengan menyebutkan secara spesifik nama orang, benda, tempat, komunitas, lembaga, dan lainnya yang dapat Anda andalkan sebagai aset di sekolah Anda. Tuliskan secara spesifik kekuatan apa yang dimiliki oleh masing-masing aset tersebut. Tentu saja yang pertama kali perlu anda rincikan adalah kekuatan apa yang Anda dan murid Anda miliki sebagai aset utama dalam mencapai mimpi Anda. Unggahlah dokumen Anda dalam bentuk JPG ke dalam LMS. Kemudian, Anda diminta untuk melihat pekerjaan rekan CGP lain dan wajib memberikan komentar atau saran secara terstruktur kepada minimal 3 pekerjaan CGP dari kelompok lain. Perhatikan bahwa Anda tidak dapat lanjut ke tahap berikutnya sebelum memberikan komentar tertulis di LMS.

Pada hari berikutnya, Anda akan mendiskusikan hasil pemetaan ini melalui pembelajaran sinkronus bersama CGP lain serta memberikan umpan balik atas pekerjaan CGP lain yang telah dilihat melalui gallery walk dalam LMS. Diskusi ini dilakukan secara sinkronus melalui LMS.